aloha...

Sabtu, 19 April 2014

PKU (PHENYLKETONURIA)



 

Enzim merupakan biokatalisator karena bekerja sebagai katalis dalam tubuhmahkluk hidup dengan mempercepat reaksi kimia tanpa ikut bereaksi atau terpengaruh oleh zat kimia tersebut. Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup. Reaksi-reaksi ini meliputi proses sintesis molekul yang besar menjadi molekul kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari molekul kecil (katabolisme). Beberapa reaksi kimia antara lain respirasi, glikolisis, dan sintesis protein. Sehingga ketika berkurangnya enzim di dalam tubuh maka akan mengganggu jalannya metabolisme yang semula baik menjadi buruk. Jika proses metabolisme di dalam tubuh terganggu maka akan menyebabkan  munculnya  penyakit. Salah satu penyakit kekurangan enzim yaitu Fenilketonuria.
Fenilketonuria adalah penyakit dimana penderita tidak dapat memetabolisme amino esensialfenilalanin secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang mengoksidasi fenilalanin menjadi asam amino non esensial tirosin dan bisa terjadi kerusakan pada otak anak. Di dalam tubuh tirosin akan disintesa menjadi 2 penghantar saraf yang penting yang berperan pada berkembangnya penyakit parkinson dan juga hilangnya keinginan melakukan hubungan seksual pada usia lanjut.Oleh karena itu orang tersebut perlu mengontrol asupan fenilalanin ke dalam tubuhnya.
Penyakit ini tidak pernah ditemukan di Indonesia. Penderita penyakit PKU ini rata-rat adalah orang kulit putih dengan perbandingan 1:15.000 ribu orang.
Penyakit ini disebut Fenilketonuria karena ditemukan hasil metabolismefenilalanin, yaitu fenilketon pada air kemih (urin). Fenilketon ini menyebabkan bau yang khas pada air kemih. Gajala ini yang pertama kali dideteksi pada penderita PKU, sehingga sampai saat ini disebut fenilketonuria yang artinya fenilketon pada urin.
Fenilketonuria merupakan penyakit metabolik bawaan yang disebabkan kurangnya enzim fenilalanin hidroksilase. Tidak terbentuknya enzim fenilalaninhidroxilase disebabkan oleh kelainan pada gen yang mengatur pembentukan enzimfenilalanin hidroxilase. Dalam fungsinya sehari-hari, enzim fenilalanin hidroksilase akan mengubah asam amino fenilalanin menjadi tirosin. Bila enzim tersebut tidak ada atau tidak berfungsi, tentu saja reaksi perubahan tersebut tidak akan terjadi. Akibatnya, kadar fenilalanin dalam tubuh akan meningkat jauh di atas normal dan kadar tirosin tentunya menjadi di bawah normal.
Kelebihan fenilalanin mengakibatkan tertimbunnya fenilalanin di dalam darah dan bersifat toksin terhadap otak. Kondisi ini dapat mengakibatkan keterbelakangan mental jika tidak segera ditangani pada 3 minggu pertama.
Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah menjadi tirosin dan dibuang dari tubuh. Gangguan dalam proses ini (penyakitnya disebut fenilketonuria ataufenilalaninemia atau fenilpiruvat oligofrenia, disingkat PKU) menyebabkan fenilalanin tertimbun dalam darah dan dapat meracuni otak serta menyebabkan keterbelakangan mental. Penyakit ini diwariskan secara genetic.
Tetrahidrobiopterin merupakan suatu senyawa yang mirip asam folat, sebagai koenzim.Tetrahidrobiopterin berperanan sebagai karier perantara ekuivalen pereduksi yang akhirnya disuplai oleh NADPH. Phenylalanine merupakan asam amino esensial. Tubuh mendapatkan phenylalanine dari asupan makanan yang mengandung protein, misalnya telur, tempe, dan tahu.
Dalam keadaan normal, tiga per empat dari fenilalanin diubah menjadi tirosin dengan bantuan enzim phenylalanine hidroksilase (PAH) dan koenzim tetrahidrobiopterin. Sedangkan seperempat bagian fenilalanin lainnya akan membentuk protein di dalam tubuh. Karena terjadi defifsiensi enzim phenylalanine hidroksilasedalam tubuh, kadar phenylalanine dalam tubuh pun meningkat. Hal ini disebabkankarena rantai mayor phenylalanine yang berarti proses pengubahan phenylalaninemenjadi tirosin menjadi terhambat bahkan terhenti. Penumpukan phenylalanine dalamtubuh dalam kadar yang tinggi menyebabkan terhambatnya transport asam amino kedalam sel, sehingga terdapat kekurangan serebrosid dalam otak yang menyolok sehingga menyebabkan retardasi mental. Pada ibu hamil, kandungan berlebihphenylalanine dalam tubuh menyebabkan rusaknya otak dari bayi, selain itu system urat sarafnya pun tidak sempurna. Akibat defisiensi phenylalanine hidroksilase dalam tubuh, terjadi krisis tirosin. Tirosinerat kaitannya dengan pembentukan epinefrin (adrenalin) dan melanin. Bila terjadikrisis tirosin dalam tubuh, epinefrin dan melanin menjadi sukar terbentuk. Kekurangan melanin menyebabkan hipopigmentasi pada bagian tubuh, seperti rambut seperti rambut jagung, kulitnya “bule”, dan mata kebiru-biruan.Secara fisik, gejala tersebut miripdengan penderita albino. Namun, pada penderita albino hipopigmentasi bersifat permanen.  Pada phenylketonuria, hipopigmentasi masih bisa disiasati dengan mengaturkadar phenylalanine yang masuk ke dalam tubuh. Hilang atau berkurangnya kadarepinefrin (adrenalin) dalam tubuh menyebabkan berkurangnya respon saraf simpatik.Mengingat fungsi epinefrin adalah sebagai stimulator kuat system saraf simpatik.
Phenylketonuria terjadi akibat mutasi G ke A pada intron 12 yang menghasilkanhilangnya ekson 12. Seperti kita ketahui, mutasi itu dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti radiasi, oksigen radikal yang sangat reaktif, dan lain-lain.Phenylketonuria merupakan penyakit yang diturunkan kedua orang tua melalui alelresesif autosomal. PP merupakan gen untuk orang normal, Pp merupakan gen untuk karier, sedangkan penderita phenylketonuria memiliki gen pp. Pada karier (Pp), fenotiptampak normal, namun IQ pada karier biasanya lebih rendah dibandingkan orangnormal. Begitu juga dengan kadar fenilalanin dalam tubuh. Karier memiliki kadarphenylalanine lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal sehingga karierphenylketonuria otomatis memiliki kadar tirosin dibawah orang normal. Hal ini pun berpengaruh pada pembentukan melanin.
Namun, hipopigmentasi yang terjadi padakarier tidak se-ekstrem penderita bahkan pada fenotip sering tidak terlihat.Penderita phenylketonuria harus diberikan terapi rendah phenylalanine dantinggi tirosin, misalnya dengan mengonsumsi iodium. Hal ini harus dilakukan gunamencegah bertambahparahnya keadaan mental pasien. Adapun cara yang lebih baik adalah pencegahan prenatal. Hal ini ditujukan untuk ibu hamil yang janinnya didugamenderita phenylketonuria. Cara ini lebih bersifat preventif, yaitu dengan mengaturkadar phenylalanine dalam tubuh ibu hamil.Adapun gejala klinisnya yaitu Retardasi mental yang merupakan keadaan yangdapat dijumpai pada penderita fenilketonuria. Selain itu, keringat dan urin penderitaberbau khas keton. Kelebihan fenilalanin memang diubah menjadi fenilketon dan dikeluarkan melalui urin. Penderita fenilketonuria juga cenderung bermata biru danberambut pirang. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kadar tirosin darah yangmengakibatkan menurunnya produksi dari pigmen melanin. Tanda-tanda yang lainadalah kejang, mual dan muntah, perilaku agresif atau melukai diri sendiri, hiperaktif,gejala psikis (kadang-kadang), bau badannya menyerupai tikus (keton) karena di dalamair kemih dan keringatnya mengandung asam fenil asetat (hasil pemecahan fenilalanin).Diagnosis sudah dapat ditegakkan pada hari pertama anak lahir denganmelakukan tes Guthrie. Karena itu, di beberapa negara sudah dilakukan diagnosis diniuntuk mendeteksi kemungkinan terjadinya fenilketonuria pada bayi yang baru lahir.Bila diagnosa telah ditegakkan secara dini, anak-anak yang menderita fenilketonuriadalam tumbuh berkembang dengan normal.
Penyembuhan penyakit ini yaitu dengan melakukan diet khusus rendah fenilalanin. Karena fenilalanin ada dibanyak makanan, maka dengan pengaturandiet itu tidak terlalu mudah untuk dilakukan. Makanan tinggi protein seperti daging dankeju adalah contoh dari makanan yang mengandung fenilalanin. Selain itu, makananberpati seperti roti, kentang, jagung dan pasta tidak luput dari pengaturan.Salah satu yang mudah dihindari adalah penggunaan pemanis aspartam. Mudahdihindari karena setiap produk yang mengandung aspartam harus diberi peringatanuntuk penderita fenilketonuria. Tapi untuk berbagai makanan lain yang tidak mencantumkan label peringatan, penderita dan keluarganya tentu harus lebih ekstrahati-hati lagi. Diet harus dikonsultasikan dengan ahli gizi yang dapat memberikananjuran pola makan yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak, tapi dapatmenghindarkan konsekuensi terjadinya retardasi mental.Yang harus diingat, diet ini harus sudah dimulai pada minggu-minggu pertamasang bayi. Ini untuk menghindarkan anak dari kemungkinan defisiensi mental. Walaudemikian, perbaikan juga tetap terlihat walaupun terapi dimulai setelah gejala terlihat.Pencegahan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinyafenilketonuria pada bayi baru lahir. Pencegahan ini berfungsi agar penderitafenilketonuria tidak jatuh ke dalam keadaan retardasi mental. Untuk mencegah agarbayi tidak menderita fenilketonuria merupakan hal yang sulit mengingat penyakit iniadalah terkait dengan genetik. Pembatasan asupan fenilalanin sebaiknya dilakukansepanjang hidup penderita.

1 komentar: