Enzim merupakan
biokatalisator karena bekerja sebagai katalis dalam tubuhmahkluk hidup dengan
mempercepat reaksi kimia tanpa ikut bereaksi atau terpengaruh oleh zat kimia
tersebut. Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada
makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup. Reaksi-reaksi ini meliputi
proses sintesis molekul yang besar menjadi molekul kecil (anabolisme) dan
penyusunan molekul besar dari molekul kecil (katabolisme). Beberapa reaksi
kimia antara lain respirasi, glikolisis, dan sintesis protein. Sehingga ketika
berkurangnya enzim di dalam tubuh maka akan mengganggu jalannya metabolisme
yang semula baik menjadi buruk. Jika proses metabolisme di dalam tubuh
terganggu maka akan menyebabkan munculnya penyakit. Salah satu penyakit
kekurangan enzim yaitu Fenilketonuria.
Fenilketonuria adalah
penyakit dimana penderita tidak dapat memetabolisme amino esensialfenilalanin secara baik karena tubuh tidak
mempunyai enzim yang mengoksidasi fenilalanin menjadi asam amino non
esensial tirosin dan bisa terjadi kerusakan pada otak anak. Di dalam tubuh
tirosin akan disintesa menjadi 2 penghantar saraf yang penting yang berperan pada berkembangnya penyakit parkinson dan juga
hilangnya keinginan melakukan hubungan seksual pada usia lanjut.Oleh karena
itu orang tersebut perlu mengontrol asupan fenilalanin ke dalam tubuhnya.
Penyakit ini tidak
pernah ditemukan di Indonesia. Penderita penyakit PKU ini rata-rat adalah orang
kulit putih dengan perbandingan 1:15.000 ribu orang.
Penyakit ini disebut Fenilketonuria
karena ditemukan hasil metabolismefenilalanin, yaitu fenilketon pada air kemih
(urin). Fenilketon ini menyebabkan bau yang khas pada air kemih. Gajala ini
yang pertama kali dideteksi pada penderita PKU, sehingga sampai saat ini
disebut fenilketonuria yang artinya fenilketon pada urin.
Fenilketonuria
merupakan penyakit metabolik bawaan yang disebabkan kurangnya enzim fenilalanin
hidroksilase. Tidak terbentuknya enzim fenilalaninhidroxilase disebabkan oleh
kelainan pada gen yang mengatur pembentukan enzimfenilalanin hidroxilase. Dalam
fungsinya sehari-hari, enzim fenilalanin hidroksilase akan mengubah asam amino
fenilalanin menjadi tirosin. Bila enzim tersebut tidak ada atau tidak
berfungsi, tentu saja reaksi perubahan tersebut tidak akan terjadi. Akibatnya, kadar
fenilalanin dalam tubuh akan meningkat jauh di atas normal dan kadar tirosin tentunya
menjadi di bawah normal.
Kelebihan fenilalanin
mengakibatkan tertimbunnya fenilalanin di dalam darah dan bersifat toksin
terhadap otak. Kondisi ini dapat mengakibatkan keterbelakangan mental jika
tidak segera ditangani pada 3 minggu pertama.
Dalam keadaan normal,
fenilalanin diubah menjadi tirosin dan dibuang dari tubuh. Gangguan dalam
proses ini (penyakitnya disebut fenilketonuria ataufenilalaninemia atau
fenilpiruvat oligofrenia, disingkat PKU) menyebabkan fenilalanin tertimbun
dalam darah dan dapat meracuni otak serta menyebabkan keterbelakangan mental.
Penyakit ini diwariskan secara genetic.
Tetrahidrobiopterin
merupakan suatu senyawa yang mirip asam folat, sebagai
koenzim.Tetrahidrobiopterin berperanan sebagai karier perantara ekuivalen
pereduksi yang akhirnya disuplai oleh NADPH. Phenylalanine merupakan asam amino
esensial. Tubuh mendapatkan phenylalanine dari asupan makanan yang mengandung
protein, misalnya telur, tempe, dan tahu.
Dalam keadaan normal,
tiga per empat dari fenilalanin diubah menjadi tirosin dengan bantuan enzim
phenylalanine hidroksilase (PAH) dan koenzim tetrahidrobiopterin. Sedangkan
seperempat bagian fenilalanin lainnya akan membentuk protein di dalam
tubuh. Karena terjadi defifsiensi enzim phenylalanine hidroksilasedalam tubuh,
kadar phenylalanine dalam tubuh pun meningkat. Hal ini disebabkankarena rantai
mayor phenylalanine yang berarti proses pengubahan phenylalaninemenjadi tirosin
menjadi terhambat bahkan terhenti. Penumpukan phenylalanine dalamtubuh dalam
kadar yang tinggi menyebabkan terhambatnya transport asam amino kedalam sel,
sehingga terdapat kekurangan serebrosid dalam otak yang menyolok sehingga
menyebabkan retardasi mental. Pada ibu hamil, kandungan berlebihphenylalanine
dalam tubuh menyebabkan rusaknya otak dari bayi, selain itu system urat sarafnya
pun tidak sempurna. Akibat defisiensi phenylalanine hidroksilase dalam tubuh,
terjadi krisis tirosin. Tirosinerat kaitannya dengan pembentukan epinefrin
(adrenalin) dan melanin. Bila terjadikrisis tirosin dalam tubuh, epinefrin dan
melanin menjadi sukar terbentuk. Kekurangan melanin menyebabkan hipopigmentasi
pada bagian tubuh, seperti rambut seperti rambut jagung, kulitnya “bule”,
dan mata kebiru-biruan.Secara fisik, gejala tersebut miripdengan penderita
albino. Namun, pada penderita albino hipopigmentasi bersifat permanen. Pada phenylketonuria, hipopigmentasi masih
bisa disiasati dengan mengaturkadar phenylalanine yang masuk ke dalam tubuh.
Hilang atau berkurangnya kadarepinefrin (adrenalin) dalam tubuh menyebabkan
berkurangnya respon saraf simpatik.Mengingat fungsi epinefrin adalah sebagai
stimulator kuat system saraf simpatik.
Phenylketonuria terjadi
akibat mutasi G ke A pada intron 12 yang menghasilkanhilangnya ekson 12.
Seperti kita ketahui, mutasi itu dapat disebabkan oleh banyak faktor,
seperti radiasi, oksigen radikal yang sangat reaktif, dan
lain-lain.Phenylketonuria merupakan penyakit yang diturunkan kedua orang tua
melalui alelresesif autosomal. PP merupakan gen untuk orang normal, Pp
merupakan gen untuk karier, sedangkan penderita phenylketonuria memiliki
gen pp. Pada karier (Pp), fenotiptampak normal, namun IQ pada karier biasanya
lebih rendah dibandingkan orangnormal. Begitu juga dengan kadar fenilalanin
dalam tubuh. Karier memiliki kadarphenylalanine lebih tinggi dibandingkan
dengan orang normal sehingga karierphenylketonuria otomatis memiliki kadar
tirosin dibawah orang normal. Hal ini pun berpengaruh pada pembentukan melanin.
Namun, hipopigmentasi
yang terjadi padakarier tidak se-ekstrem penderita bahkan pada fenotip sering
tidak terlihat.Penderita phenylketonuria harus diberikan terapi rendah
phenylalanine dantinggi tirosin, misalnya dengan mengonsumsi iodium. Hal ini
harus dilakukan gunamencegah
bertambahparahnya keadaan mental pasien. Adapun cara yang lebih baik adalah
pencegahan prenatal. Hal ini ditujukan untuk ibu hamil yang janinnya
didugamenderita phenylketonuria. Cara ini lebih bersifat preventif, yaitu
dengan mengaturkadar phenylalanine dalam tubuh ibu hamil.Adapun gejala
klinisnya yaitu Retardasi mental yang merupakan keadaan yangdapat dijumpai pada
penderita fenilketonuria. Selain itu, keringat dan urin penderitaberbau khas
keton. Kelebihan fenilalanin memang diubah menjadi fenilketon dan dikeluarkan
melalui urin. Penderita fenilketonuria juga cenderung bermata biru danberambut
pirang. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kadar tirosin darah yangmengakibatkan
menurunnya produksi dari pigmen melanin. Tanda-tanda yang lainadalah kejang,
mual dan muntah, perilaku agresif atau melukai diri sendiri, hiperaktif,gejala
psikis (kadang-kadang), bau badannya menyerupai tikus (keton) karena di
dalamair kemih dan keringatnya mengandung asam fenil asetat (hasil pemecahan
fenilalanin).Diagnosis sudah dapat ditegakkan pada hari pertama anak lahir
denganmelakukan tes Guthrie. Karena itu, di beberapa negara sudah dilakukan
diagnosis diniuntuk mendeteksi kemungkinan terjadinya fenilketonuria pada bayi
yang baru lahir.Bila diagnosa telah ditegakkan secara dini, anak-anak yang
menderita fenilketonuriadalam tumbuh berkembang dengan normal.
Penyembuhan penyakit
ini yaitu dengan melakukan diet khusus rendah fenilalanin. Karena fenilalanin
ada dibanyak makanan, maka dengan pengaturandiet itu tidak terlalu mudah untuk
dilakukan. Makanan tinggi protein seperti daging dankeju adalah contoh dari
makanan yang mengandung fenilalanin. Selain itu, makananberpati seperti roti,
kentang, jagung dan pasta tidak luput dari pengaturan.Salah satu yang mudah
dihindari adalah penggunaan pemanis aspartam. Mudahdihindari karena setiap
produk yang mengandung aspartam harus diberi peringatanuntuk penderita
fenilketonuria. Tapi untuk berbagai makanan lain yang tidak mencantumkan
label peringatan, penderita dan keluarganya tentu harus lebih ekstrahati-hati
lagi. Diet harus dikonsultasikan dengan ahli gizi yang dapat memberikananjuran pola makan yang sesuai dengan kebutuhan
tumbuh kembang anak, tapi dapatmenghindarkan konsekuensi terjadinya
retardasi mental.Yang harus diingat, diet ini harus sudah dimulai pada
minggu-minggu pertamasang bayi. Ini untuk menghindarkan anak dari kemungkinan
defisiensi mental. Walaudemikian, perbaikan juga tetap terlihat walaupun terapi
dimulai setelah gejala terlihat.Pencegahan dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinyafenilketonuria pada bayi baru lahir.
Pencegahan ini berfungsi agar penderitafenilketonuria tidak jatuh ke dalam
keadaan retardasi mental. Untuk mencegah agarbayi tidak menderita fenilketonuria
merupakan hal yang sulit mengingat penyakit iniadalah terkait dengan genetik.
Pembatasan asupan fenilalanin sebaiknya dilakukansepanjang hidup penderita.
referensi ?
BalasHapus