Hormon (dari bahasa Yunani,hormone,berarti
“merangsang”) adalah sinyal kimiawi yang disekresikan ke dalam cairan tubuh,
paling sering kedalam darah dan mengkomunikasikan pesan-pesan yang bersifat
mengatur di dalam tubuh. Hormon bisa mencapai smua bagian tubuh, tetapi jenis
sel-sel tertentu saja, yaitu sel-sel target, yang memiliki kemampuan memberikan
respon terhadap sinyal tersebut. Dengan demikian, hormon tertentu yang
bersirkulasi dalam aliran darah akan menimbulkan respon spesifik dari sel-sel
target. Secara keseluruhan, semua sel penghasil hormone pada seekor hewan
menyusun system endokrin. Organ pensekresi hormone disebut kelenjar endokrin,
dan juga disebut kelenjar buntu atau tanpa duktus (ductless gland)
karena mensekresikan pembawa pesan kimiawinya secara langsung ke dalam cairan
tubuh. Beberapa contoh kelenjar endokrin antara lain: hipotalamus, hipofise,
tiroid, paratiroid, thymus, pancreas, mukosa lambung, usus halus, adrenal,
ginjal, dan gonade.
Berdasarkan komposisi kimianya hormon dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
A.
Kelompok yang berasal dari derivate asam amino.
dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medulla
suprarenal dan neurohipofise, contoh epinefrin dan norepinefrin.
1.
Epinefrin
Epinefrin, juga dikenal sebagai adrenalin, bekerja sebagai
neurotransmitter. Transfer sinyal antara neuron dan sel-sel tubuh diatur oleh
epinefrin. Adrenalin dilepaskan oleh kelenjar adrenal selama situasi stres yang
ekstrim atau kegembiraan, serangan panik, gangguan, ancaman fisik, cahaya
terang, olahraga petualangan. Hormon epinefrin disintesis pada kelenjar
adrenal bagian medulla oleh sel-sel kromafin. Sel target epinefrin adalah sel
saraf dari semua reseptor simpatis di seluruh tubuh.
Figure 1. Chemical structure of epinephrine
·
Proses Sintesis
Epinefrin
disintesis dari norepinefrin dalam sebuah jalur sintesis yang terbagi atas
keseluruhan katekolamin, termasuk L-dopa,
dopamine,
norepinefrin, and epinefrin. Epinefrin disintesis melalui metilasi terhadap
amina pangkal primer pada norepinefrin oleh feniltanolamin N-metiltransferase
(PNMT) dalam sitosol neuron adrenergik dan sel-sel medulla adrenal (sel
kromafin). PNMT hanya terdapat pada sitosol sel-sel medula adrenal. PNMT
menggunakan S-adenosilmetionin (SAMe) sebagai
ko-faktor yang menyumbangkan gugus metil pada norepinefrin, membentuk epinefrin.
Karena
norepinefrin diaktifkan oleh PNMT dalam sitosol, pertama norepinefrin harus
diubah di luar granula sel kromafin. Hal ini
bisa terjadi via katekholamin-H+ penukar VMAT1. VMAT1 juga
bertanggung jawab mentransport epinefrin yang baru disintesis dari sitosol
kembali ke dalam granula sel kromafin untuk persiapan pelepasan.
Jalur
biosintetik utama : fenilalanin→tirosin→dopa→dopamin→norepinefrin→ epinefrin.
Tirosin
dioksidasi menjadi dopa, dan mengalami dekarboksilasi menjadi dopamin, yang
dioksidasi menjadi norepinefrin. Norepinefrin dimetilasi menjadi epinefrin.
Hasil akhir biosintesis epinefrin dan norepinefrin atau disebut katekolamin
dapat berupa dopamin pada jaringan-jaringan tertentu (misalnya paru, usus,
hati) di sana zat tersebut bereaksi sebagai hormon lokal (Bagnara dan Turner,
1988).
Norepinefrin
terbentuk melalui hidroksilasi dan dekarboksilasi tirosin, dan epinefrin
melalui metilasi norepinefrin. Feniletanolamin-N-metiltransferase (PNMT), enzim
yang mengkatalisis pembentukan epinefrin/epinefrin dari norepinefrin, ditemukan
dalam jumlah cukup banyak hanya di otak dan medulla adrenal. PNMT medulla
adrenal diinduksi oleh glukokortikoid, dan walaupun diperlukan jumlah relatif
besar, konsentrasi glukokortikoid dalam darah yang mengalir dari korteks ke
medula cukup tinggi. Setelah hipofisektomi, konsentrasi glukokortikoid darah
ini turun dan sintesis epinefrin menurun.
Epinefrin
yang ditemukan dalam jaringan di luar medulla adrenal dan otak sebagian besar
diserap dari darah dan bukan disintesis in situ. Yang menarik, epinefrin kadar
rendah kembali muncul dalam darah beberapa waktu setelah adrenalektomi
bilateral, dan kadar ini diatur seperti yang disekresi oleh medula adrenal
(Ganong, 1995).
·
Fungsi epinefrin
Hormon
epinefrin berfungsi memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh.
Tidak hanya gerak, hormon ini pun memicu reaksi terhadap efek lingkungan
seperti suara derau tinggi atau intensitas cahaya yang tinggi. Reaksi yang
sering dirasakan adalah frekuensi detak jantung meningkat, keringat dingin dan
keterkejutan/shok.
Fungsi
hormon ini mengatur metabolisme glukosa terutama disaat stres. Hormon epinefrin
timbul sebagai stimulasi otak, menjadi waswas dan siaga. Dan secara tidak
langsung akan membuat indra kita menjadi lebih sensitif untuk bereaksi. Stres
dapat meningkatkan produksi kelenjar atau hormon epinefrin. Sebenarnya, jika
tidak berlebihan, hormon bisa berakibat positif, lebih terpacu untuk bekerja
atau membuat lebih fokus. Tetapi, jika hormon diproduksi berlebihan akibat stres
yang berkepanjangan, akan terjadi kondisi kelelahan bahkan menimbulkan depresi.
Penyakit fisik juga mudah berdatangan, akibat dari darah yang terpompa lebih
cepat, sehingga menganggu fungsi metabolisme dan proses oksidasi di dalam
tubuh.
Epinefrin
selalu akan dapat menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah arteri dan memicu
denyut dan kontraksi jantung sehingga menimbulkan tekanan darah naik seketika
dan berakhir dalam waktu pendek. Hormon epinefrin menyebar di seluruh tubuh,
dan menimbulkan tanggapan yang sangat luas: laju dan kekuatan denyut jantung
meningkat sehingga tekanan darah meningkat, kadar gula darah dan laju
metabolisme meningkat, bronkus membesar sehingga memungkinkan udara masuk dan
keluar paru-paru lebih mudah, pupil mata membesar, kelopak mata terbuka lebar,
dan diikuti dengan rambut berdiri.
Keadaan
stres akan merangsang pengeluaran hormon epinefrin secara berlebihan sehingga
menyebabkan jantung berdebar keras dan cepat. Hormon epinefrin diproduksi dalam
jumlah banyak pada saat sedang marah. Indikasi stres adalah sulit tidur, cepat
lelah, mudah terusik, kepala pusing, dan sebagainya. Penderita stres umumnya
juga kehilangan nafsu makan.
Hormon
epinefrin mempengaruhi otak akan membuat indra perasa merasa kebal terhadap
sakit, kemampuan berpikir dan ingatan meningkat, paru-paru menyerap oksigen
lebih banyak, glukogen diubah menjadi glukosa yang bersama-sama dengan oksigen
merupakan sumber energi. Detak jantung dan tekanan darah juga meningkat
sehingga metabolisme meningkat.
Hormon
ini berfungsi untuk mencegah efek penuaan dini seperti melindungi dari
Alzheimer, penyakit jantung, kanker payudara dan ovarium juga osteoporosis.
Semakin tinggi tingkat DHEA (dehidroepiandrosteron) dalam tubuh, maka makin
padat tulang. Molekul-molekul epinefrin memiliki fungsi khusus dalam pembuluh
vena dan arteri yang memastikan bahwa organ-organ penting menerima lebih banyak
aliran darah di saat bahaya, dan karena itu, molekul-molekul ini melebarkan
pembuluh darah menuju jantung, otak, dan otot. Sel-sel yang mengelilingi
pembuluh merespon epinefrin dan mengalirkan lebih banyak darah yang dibutuhkan
jantung. Dengan cara ini, darah tambahan yang dibutuhkan oleh otak, otot, dan
jantung dapat dipasok.
Secara
garis besar, aksi yang ditimbulkan oleh epinefrin antara lain : menambah kadar
gula darah (hiperglikemik), merangsang adenohipofisis untuk pelepasan ACTH,
meningkatkan konsumsi oksigen dan laju metabolisme basal, menaikkan frekuensi
(efek kronotropik positif) dan amplitudo kontraksi jantung, dilatasi pembuluh
darah di otot rangka dan hati, keresahan, kecemasan, perasaan lelah, mengurangi
kadar eosinofil, meningkatkan kecepatan tingkat metabolik yang independen
terhadap hati.
Ø Hormon Adrenalin/Epinefrin ini secara umum berfungsi :
a. Memicu reaksi terhadap tekanan
dan kecepatan gerak tubuh.
b. memicu reaksi terhadap efek lingkungan, seperti suara yang
tinggi, intensitas cahaya dll.
Ø Secara khusus hormon ini berfungsi :
a. Memacu aktivitas cor/jantung.
b. Menaikkan tekanan darah.
c. Mengerutkan otot polos pada
arteri.
d. Mengendurkan otot polos
bronchiolus
e. Mempercepat glikolisis.
f. Pengeluaran keringat dingin.
g. Rasa keterkejutan/shock.
h. Mengatur metabolisme glukosa saat
stress.
i. Memengaruhi otak yang akan
mengakibatkan :
· Indera perasa menjadi kebal terhadap rasa sakit.
· Kemampuan berfikir dan ingatan meningkat.
· Pulmo akan menyerap oksigen lebih banyak.
· Banyak menghasilkan sumber energy dari proses glikolisis.
j. Mencegah efek penuaan dini.
k. Melindungi dari penyakit Alzheimer, penyakit jantung, kanker payudara,
kanker ovarium dan osteoporosis.
·
Mekanisme Pengaturan Sekresi
Epinefrin disekresikan di
bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Dapat meningkat dalan keadaan
dimana individu tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Pengeluaran yang
bertambah akan meningkatkan tekanan darah untuk melawan shok yang disebabkan
oleh situasi darurat.
Sekresi hormon ini terjadi
dengan meningkatan kerja sistem pernafasan yang mengakibatkan paru-paru bekerja
ekstra untuk mengambil oksigen lebih banyak hingga meningkatkan juga peredaran
darah di seluruh bagian tubuh mulai dari otot-otot hingga ke otak, dan
peningkatan tersebut disebutkan beberapa riset bisa naik mencapai 300% melebihi
batas normal. Akibatnya, bukan jantung saja yang dapat terasa berdebar, namun
keseluruhan sistem tubuh termasuk pengeluaran keringat juga akan meningkat
dengan cepat. Aliran darah di kulit akan berkurang untuk dialihkan ke organ
lain yang lebih penting sehingga orang-orang yang menghadapi stress biasanya
gampang berkeringat, dimana dalam pengertian awam sering disebut keringat
dingin. Sekresi ini menaikkan konsentrasi gula darah dengan menaikkan kecepatan
glikogenolisis di dalam liver. Rangsangan sekresi epinefrin bisa berupa stres
fisik atau emosional yang bersifat neurogenik.
Faktor yang
berfungsi mengatur sekresi epinefrin, antara lain :
a. Faktor Saraf : Bagian medula mendapat pelayanan dari saraf otonom. Oleh
karena itu sekresinya diatur oleh saraf otonom
b. Faktor kimia: Susunan bahan kimia atau hormon lain dalam
aliran darah mempengaruhi sekresi hormon tertentu.
c. Komponen non hormonal
Epinefrin
segera dilepaskan di dalam tubuh saat terjadi respon terkejut atau
waspada. Saat tubuh mengalami
ketegangan yang parah, hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari
agar melepaskan ACTH (hormon adrenokortikotropis). Di sisi lain, ACTH
merangsang korteks adrenal, mendorong pembuatan kortikosteroid.
Kortikosteroid ini memastikan produksi glukosa dari molekul-molekul seperti
protein, yang tak mengandung karbohidrat. Akibatnya, tubuh menerima tenaga tambahan dan
tekanan pun berkurang. Cairan ini mengirimkan lebih banyak gula dan darah ke
otak, membuat orang lebih siaga. Tekanan darah dan detak jantungnya
meningkat, membuatnya lebih waspada. Ini hanyalah beberapa perubahan yang
dihasilkan epinefrin pada tubuh seseorang.
Saat
ada bahaya, reseptor di dalam tubuh ditekan, dan otak mengirimkan perintah
secepat kilat ke kelenjar adrenal. Sel-sel di bagian dalam kelenjar adrenal
lalu beralih ke keadaan siaga dan melepaskan hormon epinefrin untuk menghadapi
keadaan darurat. Molekul-molekul epinefrin bercampur dengan darah dan menyebar
ke seluruh bagian tubuh.
·
PATHOENDOKRINOLOGI
Berbagai gejala negatif
pada aktivitas atau metabolisme organ tubuh karena pengaruh epinefrin bisa
disebabkan karena 2 kemungkinan : sekresi yang berlebihan atau sebaliknya
kekurangan sekresi. Masalah tersebut di antaranya :
a. Palpitasi
Merupakan gejala abnormal pada kesadaran detak
jantung, bisa terlalu lambat, terlalu cepat, tidak beraturan, atau berada dalam
frekuensi normal. Gejala ini disebabkan akibat sekresi epinefrin yang
berlebihan. Tapi bisa juga karena konsumsi alkohol, kafein, kokain, amfetamin,
atau obat-obatan yang lain, penyakit (seperti hipertiroidisme), atau efek
panik.
b. Tachychardia
Perningkatan kecepatan aktivitas jantung.
Kelainan endokrin seperti feokromositoma dapat menyebabkan pelepasan epinefrin
dan tachychardia bebas dari sistem syaraf.
c. Arrhythmia
Keadaan abnormal pada aktivitas elektrik
jantung. Jantung bisa berdetak lebih cepat atau sebaliknya malah lebih lambat.
Sama seperti palpitasi, kelainan ini dipicu oleh sekresi epinefrin yang
berlebihan.
Kondisi sakit pada kepala, pada bagian leher ke
atas. Umumnya disebabkan oleh ketegangan, migrain, ketegangan mata, dehidrasi,
gula darah rendah dan sinusitis. Beberapa sakit kepala juga karena kondisi
ancaman hidup seperti meningitis, ensephalatis, aneuisme cerebral, tekanan
darah sangat tinggi, dan tumor otak.
e. tremor
ritme, pergerakan otot melibatkan pergerakan
menuju dan dari (osilasi) salah satu bagian tubuh. Kebanyakan tremor terjadi
pada tangan. Pada beberapa orang, tremor adalah gejala kelainan saraf yang
lain. Umumnya disebabkan karena masalah pada bagian otak atau spinal cord yang
mengontrol otot melalui tubuh atau area tertentu, seperti tangan. Penyebabnya
adalah stres yang teralu banyak sehingga sekresi epinefrin menjadi tidak
terkendali
f. Hipertensi
Merupakan suatu kondisi medis dimana tekanan
darah naik secara kronis. Hipertensi adalah karakter khas dari berbagai
abnormalitas kortikal adrenal.
g. Edema paru-paru akut
Akumulasi fluida dalam paru-paru, disebabkan
kegagalan jantung melepaskan fluida dari sirkulasi paru-paru, akibat
disnormalitas sekresi epinefrin.
h. Alergi
Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya
berupa reaksi cepat dan lambat tetapi juga merupakan proses inflamasi kronis
yang kompleks dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pengontrol
internal.Alergi dikaitkan dengan peningkatan hormone
epinefrin dan progesterone. Peningkatan hormon
epinefrin menimbulkan manifestasi klinis perubahan suasana hati, dan kecemasan.
·
Mekanisme kerja hormon epinefrin
Mekanisme kerja hormon
epinefrin melalui dua jalur yaitu lewat pengaktifan reseptor b-adrenergik dan a-adrenergik:
a. Epinefrin
berikatan dengan reseptor b-adrenergik (pada inti sel otot atau hepar) membentuk HR kompleks,
kemudian mengaktifkan jalur kaskade cAMP.
b.
Epinefrin berikatan dengan reseptor a-adrenergik (pada inti
sel otot atau hepar) membentuk HR kompleks, kemudian mengaktifkan jalur kaskade
fosfoinositidase.
c. merangsang ekspresi
gena yang terlibat dalam metabolisme glikogen
d. Efek seluler
yang ditimbulkan adalah meningkatkan kadar glukosa untuk sumber energi
aktifitas otot.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 1996. BIOLOGI jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Wolve,
S.L. 1932. Introduction to Cell Biology. Wadswordh Publising Company
Melmont, California.
▷ Casino Site Review (2021)
BalasHapusᐉ Is Bet365 Casino Safe & Legit? ➤ Review updated Dec 12, 2021 ✓ €100 Bonus luckyclub.live + 100 FS in Bonuses ✓ Fast Payouts.